oleh Erwin Kurnia Wijaya

Opiniku:

Kemampuan berkomunikasi adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan ini terutama dalam dunia kerja. Banyak orang pintar yang gagal dalam persaingan di dunia kerja karena kemampuan berkomunikasinya kurang. Oleh karena itu, kita harus terus melatih kemampuan berkomunikasi dengan cara aktif di dalam kelas, aktif berorganisasi, atau senang mengikuti kepanitiaan.

Pengetahuan kita tentang representational system sangat diperlukan dalam berkomunikasi. Representational system adalah kanal informasi neurologis yang paling disukai. Ada tiga jenis representational system yaitu:
a. Visual (melihat) : berfikir dengan modus gambar / penglihatan
Orang yang bertipe visual memiliki ciri-ciri:
- Jika berbicara melakukan kontak mata dengan lawan bicara
- Sering melihat ke atas jika sedang mengingat sesuatu
- Biasanya membuat tulisan atau daftar yang akan dibicarakan
- Suka menggunakan “bahasa penglihatan”
- Berbicara dengan cepat
- Menggunakan pernafasan dada saat berbicara
b. Auditorial (mendengar) : berfikir dengan modus suara
Orang yang bertipe audiotorial memiliki ciri-ciri:
- Jika berbicara tidak melakukan kontak mata dengan lawan bicara
- Sering mengoreksi struktur bahasa dan ejaan
- Dapat mengingat dengan tepat sesuatu yang telah disebutkan oleh lawan bicara
- Suka menggunakan “bahasa pendengaran”
- Lebih ritmis atau bernada dalam berbicara
- Menggunakan pernafasan dada diafragma saat berbicara
c. Kinestetik (gerakan) : berfikir dengan modus perabaan atau perasaan
Orang yang bertipe kinestetik memiliki ciri-ciri:
- Dalam berkomunikasi pandangan matanya ke bawah
- Memperhatikan kenyamanan dalam berpakaian
- Membuat keputusan hanya jika dalam perasaan yang pas
- Suka menggunakan “bahasa perasaan dan perabaan” atau bisa disebut dengan gagap
- Biasanya lambat dalam berbicara
- Menggunakan pernafasan perut saat berbicara
Semua tipe di atas pada umumnya sama baik, tinggal bagaimana kita mengolah tipe yang kita punya tersebut menjadi lebih optimal.

Ada tiga prinsip dalam berkomunikasi yaitu body language, voice tone, dan word. Menurut hasil penelitian, persentasenya ketiga prinsip tersebut yaitu:
a. Body language : 55%
b. Voice tone : 38%
c. Word : 7%
Semua prinsip komunikasi di atas penting, namun hal yang paling penting adalah adanya keserasian atau congruence antara fisiologis, mutu suara dan kata-kata.

Pacing dapat diartikan sebagai penyesuaian dalam berkomunikasi dan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu fisiologi, suara dan kata yang akan digunakan. Penyesuaian fisiologis dapat kita lakukan dengan sistem mirroring yaitu mengikuti tindakan yang dilakukan oleh lawan bicara kecuali hal-hal yang negatif. Mirroring yang kita lakukan sebaiknya tidak dilakukan secara menyolok tetapi sewajarnya saja. Apabila kita telah melaksanakan pacing dengan baik maka akan timbul rapport yaitu keakraban dalam berkomunikasi. Setelah rapport terjadi maka kita dapat mengarahkan apa yang ingin kita komunikasikan atau biasa disebut dengan leading.

0 Comments:

Post a Comment